kenangan

  • Replace This Text With Your Featured Post 1 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 2 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 3 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 4 Description.

Sabtu, 15 September 2012

Nenek pemungut daun



Dahulu, di sebuah kota, di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid dan melaukan sholat zuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yag berceceran di halaman masjid.

Ia membersihkanya sangat bersih tak tersisa satu lembar daun pun. Padahal matahari di Madura saat itu sangat terik dan menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya. Banyak yang iba saat melihat wanita tua itu.

Kemudian pada esok harinya, mereka memutuskan untuk membersihkan halaman masjid sebelum nenek tua itu datang memebersihkannya. Dan ketika nenek tua itu selesai sholat dan akan melakukan pekerjaan rutinnya itu, ia terkejut. Karena tida ada satu lembar daun pun yang berserakan. Nenek tua itu pun mencari tahu siapa yang membersihkannya.

“siapakah yang membersihkan ini?” Tanya nenek tua
“kami kasihan nek kepada mu.” Jawab pengurus masjid
“jika kalian kasihan padaku, tolong berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.”

Ia pun akhirnya kembali mengerjakan pekerjaan rutinya itu. Suatu hari seorang kiai terhormat diminta menanyakan kepada nenek tua itu, mengapa ia begitu bersemangat mebersihkan dedaunan itu. Saat ditanyakan hal itu kepada nenek perempuan itu, kiai mendapat dua syarat. Pertama, hanya kiai yang mendengarkan rahasianya dan kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan anda dapat mendengarkan rahasianya itu.

“saya ini perempuan bodoh pak, saya tahu amal-amal yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat dari rosullulloh. Setiap kali saya mengambil satu lembar daun, saya ucapkan satu sholawat keada rosululloh. Kelak jika saya mati, saya ingin kanjeng nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu menjadi saksi bahwa saya membacakan sholawat kepadanya.”

Tidak ada komentar: