Suatu ketika,
dua orang remaja, sedang mengerjakan suatu tugas dengan penuh canda dan tawa,
walaupun tugas mereka yang lagi dikerjakan sangat banyak, tapi mereka tetap
penuh ceria tanpa mengeluh secara berlibahan, bahkan tak putus asa.
Saat satu orang
tersebut belum mengetahui cara dalam menyelesaikan tugas itu, ia merasa malu
karena belum bisa mengerjakan tugas itu, karena ia belum tahu caranya. Saat ia
bertanya ke temannya, namun sayang, temannya juga belum tahu caranya. Mereka
pun memutuskan untuk bertanya ke teman mereka yang lain, namun teman mereka itu
hanya melihat mereka dengan tatapan keheraanan, dan ia hanya berkata
“kamu engga tau
caranya? Ini kan gampang banget! Payah nih, coba kerjain dulu lagi deh, gitu
aja engga tau.” Ungkapnya dengan mengalihkan muka.
Mereka pun
merasa sedih atas sikap dia terhadap mereka, namun tiba-tiba seorang guru yang
ternyata menyaksikan semua kejadian itu, dan guru tersebut menghampiri mereka
bertiga, dan segera menasehati si anak yang sangat pelit berbagi ilmu dan merasa
paling pintar serta kesombongannya yang telah membuat dia merendahkan
teman-temanya.
“nak, kamu
tidak boleh seperti itu, ibu akui kamu memang sudah bisa mengetahui cara
tersebut, dan ahli dibidang itu. namun yang perlu kamu ingat adalah, kamu pun
sama seperti mereka saat kamu belum mengetahui cara tersebut, kamu pun sama,
dulunya kamu belum tahu apa-apa.”
“jadi nak,
jangan pernah pelit untuk berbagi ilmu, ilmu yang kamu dapat itu pemberian
allah, jangan pernah sombong dan apalagi jika sampai merendahkan orang lain. Ingatkah kamu sebelum ahli dibidang itu, kamu itu juga sama
seperti meraka, pada awalnya tidak tahu hal itu.”
“nah, anggap
saja, mereka yang bertanya kepada mu itu adalah gambaran diri kamu yang dulu,
saat baru belajar tentang hal tersebut. Bagaimana jika posisi mu saat itu di
posisi mereka? dan Kamu tidak diberi tahu dan direndahkan seperti itu?
menyakitkan bukan?
Jadi janganlah
sombong, hanya karena kamu lebih unggul dari mereka,saling berbagi ilmu, bahkan
jika kamu tahu kalau mereka dalam kesulitan, alangkah lebih bagus kamu
menawarkan diri untuk membantu, jangan malah cuek membiarkannya. Sama saja kamu
sombong dan merendahkan orang lain”
Akhirnya si
anak yang sombong tersebut menyadari bahwa dirinya terlampau sombong, dengan
penuh penyesalan dia meminta maaf kepada kedua temannya tersebut. Dan dia tidak
pernah bersikap sombong, merasa pintar sendiri dan merendahkan diri orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar