kenangan

  • Replace This Text With Your Featured Post 1 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 2 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 3 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 4 Description.

Kamis, 30 Mei 2013

Resensi Novel Surat Dahlan

Kehidupan Rantau dan Cinta Baru

Judul Buku       : Surat Dahlan
Penulis             : Khrisna Pabichara
Penerbit          : Noora Books
Tebal Buku      : 396

Surat Dahlan merupakan lanjutan dari novel Sepatu Dahlan yang terangkum dalam Trilogi Novel Inspirasi Dahlan Iskan, karya Khrisna Pabichara. Setelah novel kedua ini, akan ada novel lanjutannya yaitu Senyum Dahlan yang merupakan penutup dari kisah Trilogi Novel Inspirasi Dahlan Iskan. Novel ini berkisah mengenai kehidupan Dahlan Remaja di tanah rantau untuk mengeyam pendidikan yang lebih baik di PTAI Samarinda, dan tinggal bersama kakak kandungnya. Kehidupan di tanah rantau membuatnya rindu berat dengan keluarga dan tanah kelahirannya. Tujan utamanya merantau demi pendidikan tak sejalan dengan harapan, karena ia mulai merasakan bosan yang luar biasa dengan keadaan system belajar di kampusnnya. Diperparah dengan sulitnya kebebasan berpendapat pada zaman kepemimpinan Soeharto. Membuatnya lebih aktif di sekertariat PII (Pelajar Islam Indonesia) bersama teman-temannya. Syaiful, Syarifudin, Latif, Nafsiah, dan anggota PII yang lain.

Kerinduan akan kampung halamannya terasa tajam, seperti kerinduanya akan Aisha sosok perempuan yang memiliki janji bersama, setelah mendapat gelar sarjana mereka akan bersama-sama selamanya. Namun sosoknya yang sangat kikuk dalam urusan cinta membuatnya tak banyak berbuat apa-apa. Aisha yang sangat rajin mengirimkan kabar dan salam rindunya untuk Dahlan jarang mendapatkan surat balasan. Namun beberapa waktu ia menyempatkan untuk berusaha membuat surat balasan untuk Aisha. Dan yang tak pernah ia ketahui bahwa ia akan terlibat ke dalam cinta segitiga antara sosok Aisha dan Nafsiah yang merupakan teman di sekertariat PII. Kemudian ditambah dengan sosok Maryati teman masa kecilnya yang sangat menaruh hati padanya, rela menyusul ia demi untuk mendapatkan hati Dahlan.


Kehidupan ia yang serba pas-pasan, membuat keseharian nya pergi ke kampus dengan pakaian yang ia punya. Namun ada satu Dosen yang mengharuska ia untuk mengenakan kemeja. Hal itu membuat ia kepusingan harus mendapat kemeja dengan cara bagaimana. Tidak hanya itu, ternyata dia menaruh kesal kepada dosennya itu. Akhirnya, dia membuat perhitungan kepada dosen nya dengan cara meminta teman-teman kelasnya unutk bekerjasama membantunya. Alhasil, saat mata kuliah Dosen itu, tidak ada satupun Mahasiswa berada didalam kelas, hanya ada sebuah kemaeja yang dipasang dibangku, dengan bberapa tulisan kritikan utnuk Dosen tersebut.

Kenakalannya itu pun berujung pada matinya jam Dosen tersebut. Setiap Dosen masuk kelas tetapi ada ia, Dosen pun membatalkan ngajarnya. Berita kenakalan ia pun didengar oleh kakanya. Kakaknya pun segera menasehati dan memintanya untuk segera meminta maaf dengan Dosen itu. Akhirnya ia pun meminta maaf, dan beruntung ia di maafkan. Ia pun mendapat kemeja baru yang sangat ia tahu itu dari siapa, Maryati yang selalu ada untuknya jika ia membutuhkan sesuatu.

Selain itu, Dahlan pun sempat menjadi buronan tentara karena aksi protes nya bersama teman-teman. Ke dua temannya tertangkap, dan beruntung dirinya dapat selamat meskipun harus dengan cara tergelincir ke jurang di dekat sungai. Disitulah, ia diselamatkan dan dirawat oleh seorang Nenek, yang dipanggil dengan sebutan nenek Saripa. Selama masa sembunyi dari kejaran para tentara ia mendapatkan banyak pelajaran hidup dari sosok nenek Saripa. Sekaligus menjadi obat penyembuh terhadap kerinduaan kepada almarhumah ibunya. Tak disangka ternayata Nafsiah sangat rajin membawakan makanan dan selalu mengontrol kondisi tentara yang hilir mudik memburu Dahlan. Kejadian ini tak disangka membawanya kepada dua cinta yang akan diberikan untuknya, yaitu Nafsiah yang kelak menjadi istrinya dan Surat Kabar.

Keponakannya lah, Sayid yang membawanya pada kehidupan barunya pada surat kabar, mimbar masayarakat, dan memutuskan untuk berhenti dari kuliahnya. Saat menjejaki dunia barunya, ia mendapatkan gebrakan yang sangat menjadi awal ia menancapkan gas di dunia barunya. Ya, tulisan pertamanya yang berhasil ia susun, setelah melalui proses panjang. Meliput acara, megolah berita, menyusun berita hingga proses pengetikan, ia mendapatkan matanya harus menyaksikan kertas karya tulisnya disobe-sobek oleh pemimpin redaktur nya. Namun ia tak putus asa, atau bahkan dendam. Ia hanya bisa memahami mungkin itulah gaya pemimpin redaksinya untuk memajukan anak buahnya.

Selain disibukan oleh kegiatannya di mimbar masyarakat, ia pun sibuk dengan kisah cintanya. Namun dengan takdir yang menjawab, Maryati telah memilih menikah dengan Paijo. Aisha yang dianggap mengkhinati janji, telah menikah denga teman masa kecilnya juga. Kini, tinggalah Nafsiah yang akhirnya benar menjadi jodohnya. Selepas rumitnya kisah cinta itu, akhirnya ia fokus kepada karirnya. Hingga karena kerja kerasnya. Awalnya hanya sebagai wartawan biasa, kini menjadi Redaktur Pelaksana. Ia pun diberikan kesempatan istimewa untuk belajar tentang jurnalistik di Tempo yang membuatnya direkrut menjadi Koresponden Daerah. Dan puncaknya adalah menjadi Pemimpin Redaksi Surat Kabar Jawa Pos.

Dahlan pada masa transisi remaja menuju dewasa memang masih kental dengan jiwa remajanya, seperti kejadian protes untuk memakai kemeja dan mengahadapi kisah cintanya. Namun Dahlan sangat serius disetiap bidang yang ia jalankan. Selalu berusaha memberikan yang terbaik, meskipun selalu ada saja diwarnai dengan sikap yang kurang patut sepeerti selingkuh pekerjaan, namun ia sadar akan kesalahannya dan mengakui secara jujur, tidak menambah masalah dengan berbohong lagi. Seperti kejadian ia selingkuh pekerjaan ke di majalah tempo, sehingga berita di koran daerahnya keteteran. Namun ia mengaku dan siap menanggung segala resikonya. Berkat kejujurannya itu, ia malah dipercaya untuk menjadi redaktur pelaksana.

Pembaca sangat menikmati rangkaian isi cerita yang disajikan dengan bahasa yang bersahaja dan mampu menyihir pembaca untuk terus mealanjutkan kehalam berikutnya hingga akhir halaman. Kisah yang memberikan pelajaran mengenai kehidupan di tanah rantau dan menggeluti dunia pekerjaan hingga pelajaran bersikap untuk mendirikan karakter. Seperti dalam buku ini menerangkan bahwa Kata tapi itu diciptakan hanya bagi mereka yang malas dan suka cari alasan. Kemudian Kata seandainya ditemukan hanya untuk memberati sesalan karena menunggu adalah suatu alasan mematikan bagi sebuah harapan. Buku ini cocok untuk dibaca siapapun, khususnya bagi kita yang ingin mengarungi kehidupan untuk yang lebih baik.

Kisah ini terangkum menjadi sebuah rangkaian perjalanan hidup yang sangat memiliki makna. Kisah perjuangan untuk mengenyam pendidikan tinggi, untuk menebus janji. Persoalan cinta yang menjadikan ia sosok pemuda tak romantis namun tetap memikat hati-hati wanita disekelilingnya. Perjuangannya memerdekakan kebebasan pendapat, hingga kehidupan cinta barunya bersama surat kabar dan istri yang memberikan anak-anak untuknya. Kehidupan di sebuah rumah petak, yang sekaligus menjadi kantornya itu menjadikan ruang itu tampak penuh sesak.

Kisah kehidupanya sebagai sosok ayah yang terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga membuat kekecewaan terhadap anaknya yang baru belajar berbicara. Kerinduannya akan kampung halaman bukan hanya ia sendiri yang merasakan, namun anak-anaknya yang ingin mengetahui kakenya yang berada di kebon dalem. Yang akhirnya terwujud juga untuk berkunjung ke kobon dalem. Ceritanya pun di akhiri dengan temu kangen yang penuh keharuan antara kake dan keluarga baru dari anaknya.

Krisna Pabichara sangat berbakat, mampu menceritakan kisah orang lain kedalam tulisan dalam bentuk novel. Pelajaran hidup yang kental akan pemilihan kisah yang unik. Bahasa yang bersahaja menyelipkan wawasan mengenai bahasa jawa.

Tidak ada komentar: