Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia, itu adalah berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat
menahannya. Dan apa saja yang Allah tahan, maka tidak seorangpun yang sanggup
untuk melepaskannya sesudah itu. (QS Fathir:2)
Kesedihan merupakan perasaan yang
wajar, tapi bagaimana jika kesedihan itu melampaui batas dan menimbulkan
kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain? Tentu saja dalam islam
sangat dilarang dengan adanya sikap tersebut.
Pada umumnya kita tahu bahwa
kesedihan membuat kita menjadi tersasa sesak pernafasan dan membuat iritasi
mata, namun disamping itu banyak hal lain yang sangat merugikan akibat kita
terlaru dalam kesedihan.
Ada beberapa tulisan Dr. Edward Bodowlski dalam bukunya,
Leave Worrying and seek betterment, yang membahas mengenai dampak dari
kesedihan yang berlebihan. Berikut beberapa bahasannya:
Dampak kesedihan terhadap jantung
Kesedihan buat tekanan darah tinggi
Kesedihan akibatkan rematik
Kurangi kesedihan demi sehatnya pencernaan
Kesedihan bisa mengabitkan selesma
rasa sedih memunculkan kelenjar gondok
kesedihan datangkan penyakit gula
sungguh penyakit-penyakit yang sangat
tidak diharapkan bukan? Jika kesedihan kita hanya kesedihan kecil ataupun
ringan, namun sering kali kita melakukan kesedihan itu, tentu akan menimbulkan
kemungkinan bahwa kita akan terserang penyakit-penyakit tersebut, seperti
pepatah yang mengatakan bahwa sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.
Jika kita kehilangan benda, dengan
berbagai pendukung yang mengharuskan kita terlarut dalam ratapan kesedihan
seperti seorang siswi yang gagal pergi silaturahmi ke neneknya di Bali karena
kehilangan tiket pesawat, dan terus meratapi nasibnyya.
“kenapa malah ilang sih itu tiket,
yaa engga bisa ke nenek deh bulan ini, yaampun padahal kangen banget sama
nenek”
Namun, keesokan harinya ia melihat
tayangan berita yang menginformasikan bahwa telah terjadi jatuhnya pesawat yang
kemarin akan mengantarkannya ke pulau dewata. Ia pun menangis dan penuh rasa
kesyukuran akan perlindungan dari Allah Swt.
Seperti kebenaran firman Allah:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik untukmu, dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan
kamu tidak mengetahui” (QS Al baqorah: 216)
Allah tidak pernah mengambil sesuatu
dari kita, kecuali Dia menggantinya dengan yang lebih baik. Itu akan dirasakan
oleh kita jika kita bersabar dan tetap Ridho dengan segala ketetapan-Nya.
Janganlah takut dan berprasangka buruk kepada Allah Swt ketika kita mendapatkan
musibah kehilangan. Jika kita kecurian harta oleh pencompet, ucapkanlah syukur
terlebih dahulu karena kita masi bisa selamat dari kekasaran pencopet, ucapkan
syukur karena kita diberikan teguran untuk memperbanyak sedekah. Dan yakin bahwa
Allah Swt akan mengganti dengan yang jauh lebih baik.
Jangan pernah merasa menjadi manusia
paling sengsara di dunia, itu adalah tindakan tak bersyukur. Jika kita
mengalami kesendirian tanpa ada kasih sayang penuh orang tua atau keluarga,
meskipun bertahun-tahun merindukan suasana itu, namun jangan sampai
menggoyahkan kesabaran yang telah dijalani selama itu, yakinkan bahwa ujian
yang dihadapi akan segera berahkir dan kita akan mendapatkan kemenagan atas
kesabaran kita. Karena Allah Swt Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Allah Swt berfirman: “Allah tidak
membebani seseorang sesuai dengan kesanggupannya” (QS Al-Baqorah: 286)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar