kenangan

  • Replace This Text With Your Featured Post 1 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 2 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 3 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 4 Description.

Senin, 04 April 2011

Distorsi dalam Proses Berbicara
Terjemahan bebas dari materi dalam:

Journal of Agustus 1997 The Institute of Management Excellence

Berbicara berarti berkomunikasi. Berkomunikasi melibatkan dua pihak, yaitu pengirim pesan dan penerima pesan. Dalam konteks berbicara, ini berarti tentang pembicara dan pendengar. Seperti juga bentuk komunikasi lainnya, berbicara secara timbal balik berpeluang memunculkan distorsi komunikasi. Sampai tahap tertentu, distorsi akan membuat pembicaraan menjadi "tulalit".
Perhatikan bahwa antara pembicara dan pendengar, jalur komunikasi yang tercipta seolah-olah membentuk sebuah garis lurus. Namun, kondisi ini justru sangat jarang dicapai. Distorsi dapat terjadi baik dalam proses berbicara atau dalam proses mendengar. Ada banyak sebab yang dapat mendistorsi atau memfiltrasi proses komunikasi.
Memperbaiki kualitas komunikasi verbal menuntut pemahaman bahwa proses komunikasi sangat jarang mencapai tingkat sempurna (tanpa distorsi). Kita harus belajar mendengar dengan lebih baik dan berbicara dengan lebih jelas. Kita juga harus menguji apakah pesan yang disampaikan telah diterima dengan benar, dan apakah kita sendiri mendengar pesan dengan jelas.
Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan distorsi dalam proses komunikasi.

DI SISI PEMBICARA:
  • Keinginan dan Niat: Seberapa besar niat dan keinginan Saya untuk berbicara padanya?
  • Waktu dan Timing: Apakah ini saat yang tepat untuk berbicara kepadanya?
  • Lokasi: Apakah ini tempat yang pas untuk berbicara kepadanya?
  • Konsekuensi dan Biaya: Apa yang terjadi jika Saya mengatakan hal ini padanya? Apa konsekuensinya buat Saya?
  • Kompetisi: Apakah ini akan berkembang menjadi suatu perdebatan? Akankah dia membalas pembicaraan Saya dalam cara yang Saya tidak menyukainya?
  • Minat: Apakah Dia akan berminat jika Saya ajak berbicara?

DI SISI PENDENGAR:
  • Faktor Pemotivasi: Apakah Dia akan termotivasi oleh pembicaraan Saya?
  • Kepercayaan: Apakah Dia mempercayai Saya? Akan Dia mempercayai Saya?
  • Timing dan Ketepatan: Apakah ini waktu yang tepat baginya untuk mendengarkan Saya?
  • Sensitifitas: Apakah Dia cukup sensitif terhadap isi pembicaraan Saya?
  • Konsistensi Perilaku: Apakah Dia akan stabil dalam mendengarkan Saya? Apakah Dia akan berperilaku tertentu saat dan setelah Saya berbicara?
  • Ekspektasi Peran: Apakah Dia mengerti harus bagaimana dalam mendengarkan pembicaraan Saya?
  • Konsekuensi dan biaya: Apakah konsekuensi baginya dari mendengarkan pembicaraan Saya?
Dicopy dari: milis-bicara.blogspot.com
******

di copy fitri andani dari public speaking indonesia


Tidak ada komentar: