Kehidupan Rantau dan Cinta Baru
Judul Buku :
Surat Dahlan
Penulis :
Khrisna Pabichara
Penerbit :
Noora Books
Tebal Buku :
396
Surat Dahlan merupakan lanjutan dari novel
Sepatu Dahlan yang terangkum dalam Trilogi Novel Inspirasi Dahlan Iskan, karya Khrisna Pabichara.
Setelah novel kedua ini, akan ada novel lanjutannya yaitu Senyum Dahlan yang
merupakan penutup dari kisah Trilogi Novel Inspirasi Dahlan Iskan. Novel ini berkisah mengenai
kehidupan Dahlan Remaja di tanah rantau untuk mengeyam pendidikan yang lebih
baik di PTAI Samarinda, dan tinggal bersama kakak kandungnya. Kehidupan di
tanah rantau membuatnya rindu berat dengan keluarga dan tanah kelahirannya. Tujan
utamanya merantau demi pendidikan tak sejalan dengan harapan, karena ia mulai
merasakan bosan yang luar biasa dengan keadaan system belajar di kampusnnya.
Diperparah dengan sulitnya kebebasan berpendapat pada zaman kepemimpinan
Soeharto. Membuatnya lebih aktif di sekertariat PII (Pelajar Islam Indonesia)
bersama teman-temannya. Syaiful, Syarifudin, Latif, Nafsiah, dan
anggota PII yang lain.
Kerinduan akan kampung halamannya terasa
tajam, seperti kerinduanya akan Aisha sosok perempuan yang memiliki janji
bersama, setelah mendapat gelar sarjana mereka akan bersama-sama selamanya.
Namun sosoknya yang sangat kikuk dalam urusan cinta membuatnya tak banyak
berbuat apa-apa. Aisha yang sangat rajin mengirimkan kabar dan salam rindunya
untuk Dahlan jarang mendapatkan surat balasan. Namun beberapa waktu ia
menyempatkan untuk berusaha membuat surat balasan untuk Aisha. Dan yang tak
pernah ia ketahui bahwa ia akan terlibat ke dalam cinta segitiga antara sosok
Aisha dan Nafsiah yang merupakan teman di sekertariat PII. Kemudian ditambah
dengan sosok Maryati teman masa kecilnya yang sangat menaruh hati padanya, rela
menyusul ia demi untuk mendapatkan hati Dahlan.
Kehidupan ia yang serba pas-pasan, membuat
keseharian nya pergi ke kampus dengan pakaian yang ia punya. Namun ada satu
Dosen yang mengharuska ia untuk mengenakan kemeja. Hal itu membuat ia
kepusingan harus mendapat kemeja dengan cara bagaimana. Tidak hanya itu,
ternyata dia menaruh kesal kepada dosennya itu. Akhirnya, dia membuat
perhitungan kepada dosen nya dengan cara meminta teman-teman kelasnya unutk
bekerjasama membantunya. Alhasil, saat mata kuliah Dosen itu, tidak ada satupun
Mahasiswa berada didalam kelas, hanya ada sebuah kemaeja yang dipasang
dibangku, dengan bberapa tulisan kritikan utnuk Dosen tersebut.
Kenakalannya itu pun berujung pada matinya jam
Dosen tersebut. Setiap Dosen masuk kelas tetapi ada ia, Dosen pun membatalkan
ngajarnya. Berita kenakalan ia pun didengar oleh kakanya. Kakaknya pun segera
menasehati dan memintanya untuk segera meminta maaf dengan Dosen itu. Akhirnya
ia pun meminta maaf, dan beruntung ia di maafkan. Ia pun mendapat kemeja baru
yang sangat ia tahu itu dari siapa, Maryati yang selalu ada untuknya jika ia
membutuhkan sesuatu.
Selain itu, Dahlan pun sempat menjadi buronan
tentara karena aksi protes nya bersama teman-teman. Ke dua temannya tertangkap,
dan beruntung dirinya dapat selamat meskipun harus dengan cara tergelincir ke
jurang di dekat sungai. Disitulah, ia diselamatkan dan dirawat oleh seorang
Nenek, yang dipanggil dengan sebutan nenek Saripa. Selama masa sembunyi dari
kejaran para tentara ia mendapatkan banyak pelajaran hidup dari sosok nenek
Saripa. Sekaligus menjadi obat penyembuh terhadap kerinduaan kepada almarhumah
ibunya. Tak disangka ternayata Nafsiah sangat rajin membawakan makanan dan
selalu mengontrol kondisi tentara yang hilir mudik memburu Dahlan. Kejadian ini
tak disangka membawanya kepada dua cinta yang akan diberikan untuknya, yaitu
Nafsiah yang kelak menjadi istrinya dan Surat Kabar.
Keponakannya lah, Sayid yang membawanya pada
kehidupan barunya pada surat kabar, mimbar masayarakat, dan memutuskan untuk
berhenti dari kuliahnya. Saat menjejaki dunia barunya, ia mendapatkan gebrakan
yang sangat menjadi awal ia menancapkan gas di dunia barunya. Ya, tulisan
pertamanya yang berhasil ia susun, setelah melalui proses panjang. Meliput
acara, megolah berita, menyusun berita hingga proses pengetikan, ia mendapatkan
matanya harus menyaksikan kertas karya tulisnya disobe-sobek oleh pemimpin
redaktur nya. Namun ia tak putus asa, atau bahkan dendam. Ia hanya bisa
memahami mungkin itulah gaya pemimpin redaksinya untuk memajukan anak buahnya.
Selain disibukan oleh kegiatannya di mimbar
masyarakat, ia pun sibuk dengan kisah cintanya. Namun dengan takdir yang
menjawab, Maryati
telah memilih menikah dengan Paijo. Aisha yang dianggap mengkhinati janji,
telah menikah denga teman masa kecilnya juga. Kini, tinggalah Nafsiah yang
akhirnya benar menjadi jodohnya. Selepas rumitnya kisah cinta itu, akhirnya ia
fokus kepada karirnya. Hingga karena kerja kerasnya. Awalnya hanya sebagai
wartawan biasa, kini menjadi Redaktur Pelaksana. Ia pun diberikan kesempatan istimewa
untuk belajar tentang jurnalistik di Tempo yang membuatnya direkrut menjadi
Koresponden Daerah. Dan puncaknya adalah menjadi Pemimpin Redaksi Surat Kabar
Jawa Pos.
Dahlan pada masa transisi remaja
menuju dewasa memang masih kental dengan jiwa remajanya, seperti kejadian
protes untuk memakai kemeja dan mengahadapi kisah cintanya. Namun Dahlan sangat
serius disetiap bidang yang ia jalankan. Selalu berusaha memberikan yang
terbaik, meskipun selalu ada saja diwarnai dengan sikap yang kurang patut sepeerti
selingkuh pekerjaan, namun ia sadar akan kesalahannya dan mengakui secara
jujur, tidak menambah masalah dengan berbohong lagi. Seperti kejadian ia
selingkuh pekerjaan ke di majalah tempo, sehingga berita di koran daerahnya
keteteran. Namun ia mengaku dan siap menanggung segala resikonya. Berkat
kejujurannya itu, ia malah dipercaya untuk menjadi redaktur pelaksana.
Pembaca sangat
menikmati rangkaian isi cerita yang disajikan dengan bahasa yang bersahaja dan
mampu menyihir pembaca untuk terus mealanjutkan kehalam berikutnya hingga akhir
halaman. Kisah yang memberikan pelajaran mengenai kehidupan di tanah rantau dan
menggeluti dunia pekerjaan hingga pelajaran bersikap untuk mendirikan karakter.
Seperti dalam buku ini menerangkan bahwa Kata tapi itu diciptakan hanya bagi mereka yang
malas dan suka cari alasan. Kemudian Kata seandainya ditemukan hanya untuk
memberati sesalan karena menunggu adalah suatu alasan mematikan bagi
sebuah harapan. Buku ini cocok untuk dibaca siapapun, khususnya bagi kita yang
ingin mengarungi kehidupan untuk yang lebih baik.
Kisah ini terangkum menjadi sebuah
rangkaian perjalanan hidup yang sangat memiliki makna. Kisah perjuangan untuk
mengenyam pendidikan tinggi, untuk menebus janji. Persoalan cinta yang
menjadikan ia sosok pemuda tak romantis namun tetap memikat hati-hati wanita
disekelilingnya. Perjuangannya memerdekakan kebebasan pendapat, hingga
kehidupan cinta barunya bersama surat kabar dan istri yang memberikan anak-anak
untuknya. Kehidupan di sebuah rumah petak, yang sekaligus menjadi kantornya itu
menjadikan ruang itu tampak penuh sesak.
Kisah kehidupanya
sebagai sosok ayah yang terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga membuat
kekecewaan terhadap anaknya yang baru belajar berbicara. Kerinduannya akan
kampung halaman bukan hanya ia sendiri yang merasakan, namun anak-anaknya yang
ingin mengetahui kakenya yang berada di kebon dalem. Yang akhirnya terwujud
juga untuk berkunjung ke kobon dalem. Ceritanya pun di akhiri dengan temu
kangen yang penuh keharuan antara kake dan keluarga baru dari anaknya.
Krisna
Pabichara sangat berbakat, mampu menceritakan kisah orang lain kedalam tulisan
dalam bentuk novel. Pelajaran hidup yang kental akan pemilihan kisah yang unik.
Bahasa yang bersahaja menyelipkan wawasan mengenai bahasa jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar