Budaya bangsa yang menuntun ke surga
Oleh: Fitri Andani
Bergema langkah kaki
ringan melangkah
dengan pasti menuju
niat suci
zioroh ke makam para
wali.
Pakaian putih, harum
minyak melati
terlontar
kalimat-kalimat suci
mengaggungkan Ilahi
itulah mereka
para jemaah yang
berziaroh
ke makam para wali.
Sumber Foto: Pribadi |
Sunyi, adem, tenang hingga merelakan air mata tumpah
seketika. Lantunan sholawat dan panjatan doa-doa merupakan kehasan suatu tempat
suci yaitu makam para wali. Di tanah air Indonesia ini perkembangan islam sangat lah
luas. Dan tak aneh lagi jika makam para wali tersebar di tanah air ini. Di bulan
sya’ban ini bulan yang pas bagi saya karena menjelang bulan ramadhan dan
bertepatan dengan liburan sekolah. Dengan rasa syukur, makam para wali dapat di
kunjungi yaitu di Ciamis dan Tasik Malaya
Ciamis, Panjalu.
Panjalu adalah salah satu kota kecamtan
di wilayah utara kabupaten Ciamis Jawa Barat. Kota ini terletak sekitar 35 km
sebelah barat kota kawali. Wilayah ini berupa dearah perbukitan
yang subur, dilereng utara gunung Syawal dengan ketinggian 700 m diatas
permukaan laut. Kota ini dikenal merupakan kerajaan kuno sebagai kerajaan Galuh
Panjalu Di Panjalu ini yaitu pemakaman di
Nusa Gede Situ tempat makam Prabu Sanghyang Borosngoro (H.Abdul Iman) dan Prabu
Hariang Kancana (Sayid Ali bin Muhammad bin Umar).
Para peziaroh untuk mencapai makam
tersebut harus melewati sebuah situ. Sebelum melewati situ tersebut para
pezioroh disuguhi pernak-pernik dari pedagang kaki lima yang menggiurkan mata
untuk meliriknya. Dari mulai kerajinan Ciamis, makanan khas ciamis sampai
terasi panjalu yang terkenal mantapnya.
Setelah melewati situ dengan mata yang telah dimanjakan oleh
pemandangan yang luar biasa disekeliling situ, para peziaroh disambut oleh
gapura makam yang kokoh terawat. Tak sampai di situ para pezioroh harus
merelakan kakinya berjuang menaiki anak tangga yang puluhan jumlahnya. Tapi
uniknya bukan keluh kesah yang mereka utarakan melainkan kekaguman. Anak-anak
tangga tersebut tak digubris, suara burung wallet yang banyak jumlahnya.
melayang-layang diudara, bergelantungan
membuat perhatian para penzioroh.
Walet-walet itu belum luput dari
perhatian para peziaroh langsung disuguhi prasasti dan bangunan wangsit panjalu
di Nusa Gede. Benar saja para peziaroh dari berbgai daerah nampak memenuhi sekitar
makam.” Wallet-walet itu bagus banget dan mitosnya yang membuat wallet-walet
itu disekeliling makam adalah pohon-pohon disekitar makom ini.” Ungkap Sopian
peziaroh asal Bogor . Menurut kisah turun temurun
masyarakat panjalu yaitu terdapat cerita maung panjalu atau Raja Harimau di
Pasundaan. Dan di panjalu ini terdapat mata air Cikahuripan dan pemandian
Cikahuripan.
Tasik Malaya, Pamijahan.
Pamijahan ini sudah banyak dikenal masyarakat
luas. Dan masyarakat bahkan ada yang hampir setiap tahun berziaroh ke
pamijahan. Menurut berbagai sumber pamijahan kampung itu dinamakan pamijahan
dengan alasan karena tempat tersebut selalu hilir mudik dikunjungi oleh
masyarakat luas untuk berziaroh dan waktunya tidak sama. Sehinga suasana disana
seperti ikan bertelur. Jadi, arti pamijahan itu adalah “tempat ikan bertelur” .
bukan berarti tempat pemujaan.
R. Abdullah Apap bin R. Haji Abdullah
Miftah dalam buku yang disusunya menyampaikan bahwa dia menolak apabila para
peziaroh ada yang mengartikan kata pamijahan dengan arti pamijahan. “karena itu dimohon dengan hormat kepada para
peziarah yang berkunjung ke pamijaahan bermaksud berziarah berasarkan tutunan
agama islam.” Tutur R. Abdullah Apap dalam buku yang disusunya.
Pamijahan sebagai kota kedusunan juga
merupakan ibu kota desa pemijahan (yang dulu dikenal dengan sebutan Desa
Bongas). Terletak di kecamatan Bantar kalong kabupaten Tasik Malaya, Jawa
Barat.
Di pamijahan ini terdapat makom Syekh
Haji Abdul Muhyi, Yudanagara dan Syekh Khatib Muhawid Pamasalahan.
Untuk soal pernak-pernik buat
oleh-oleh di tasikmalaya ini engga diragukan lagi deh. Dari mulai terminal
sampai pintu makom dibalut dengan jejeran pedagang. Dari terminal menuju makom
pamijahan jaraknya sekitar 9 Km loh. Eits tapi tenang, dijamin engga akan
kerasa cape deh. Mau tau kenapa? Karena kiri kanan pemandangan yang menggiurkan
mata yang bisa buat dompet kosong kalau nafsunya tinggi loh.hehe.. Nah kalau
gitu apa saja sih yang ada di tasik?.
Ditasik ini bukan hanya ada aneka
jajanan aja loh yang ada tapi aneka pakaian juga banyak disini contohnya,
batik, kebaya, mukena, pakaian muslim dan banyak lagi loh.
Gua Safarwadi
Satu lagi yang menari dari pamijahan
task Malaya yaitu gua safarwadi. Menurut cerita konon dahulu gua tersebut bekas
syekh abdul muhyi dan para wali lainya menuju mekah. Saat di pintu masuk saja
sudah sesak dengan antrian para jemaah loh. Eits ada yang menarik nih, para
jemaah hampir semua membawa derigen, botol minuman dan senter loh. Untuk apa
yah?. Lalu ada apa aja sih di dalam gua tersebut? Pertama masuk saja para jemaah
harus berantrian panjang dan membungkuk sebungkuk-bungkuknya dan merelakan kaki
mereka telanjang. Karena selain pintu gua yang sangat kecil dan super sempit
juga didalam sangat licin dan bayak terdapat genangan air. Namaya gua pasti lah
gelap. Untuk para jemaah yang tidak membawa senter, mereka dapat membeli senter
tersebut dengan harga yang bervariasi loh. Dari mulai Rp. 3000- Rp. 25000. Nah
di gua ini juga ada mata air yang banyak berpendapat bahwa air keberkahan.
Engga heran kalau para jemaah dengan bersenggol-senggolan tertib mengambil air
tersebut. Eits selain untuk diminum banyak yang menggunakanya untuk mencuci
muka juga loh.
Ada tempat yang berbeda suasananya
dengan tempat mata air tersebut. Jika di tempat mata air tesebut bersuka cita
mengambil air keberkahan tapi d tempat lain para jemaah terlihat khusu sunyi, menundukan
kepala, duduk diatas tanah yang basah dengan menghadap sebuah celah dari
dinding gua.
Menurut Saefudin Sufendi jemaah asal
bogor mengatakan bahwa celah tersebutlah jalan sewaktu para wali pulang pergi
ke mekah. Dan menimbulkan kepercayaan siapa yang meminta doa kepada Alloh SWT
di tempat tersebut akan di jabah doa nya.
Tak habis-habisnya nih ada yang
menarik lagi untuk disimak. Tingkah laku para jemaah yag kadang bisa membuat
senyum kecil karena berjingkat-jingkit kaki mereka demi kepala mereka bisa
menyentuh atap gua tersebut. Memangnya untuk apa yah?. Ternya menurut para
jemaah di atap gua itu terdapat bentuk yang menyerupai peci an jumlahnya banyak
dengan ukuran yang berbeda. Dan mitosnya bagi yang dapat menyentuh dan sosok
ukuran kepalanya dengan peci akan dapat pergi segera ke tanah suci. Wah menarik
bukan.?
Bagi umat islam berzaroh ke makam
para wali tentulah sangat penting. Karena dengan berziaroh ke makam para wali
insya alloh kita akan mendapat syafaat dari baginda Rasullulloh SAW. Kemudian
menambahkan banyaknya rezeki dan kesehatan. Bahkan sangat dapat meneratkan
keimanan. Sebgai umat islam hal ini harus tetap menjadi budaya bangsa karena
bukan hanya untuk budaya dunia tapi budaya yang menuntun ke surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar