Perjuangan
dan perjalanan kesuksesaan
Judul Buku :
Chairul Tanjung Si Anak Singkong
Penulis :
Tjahja Gunawan Diperdja
Penerbit :
Kompas Media Nusantara
Tebal Buku :
384 halaman
Buku biografi Chairul Tanjung (CT) yang
disusun oleh Tjahja Gunawan Diperdja merupakan buku bestseller yang mampu
menginsipirasi para pembacanya. Sosok CT yang terdeskripsikan dalam buku
tersebut yang memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai karakter yang
dimilikinya dalam menghadapi tantangan yang selalu ia dapatkan. Jiwa wirausahanya
telah ada sejak dia duduk di bangku Sekolah Dasar Vant Lith, dan mulai
berkembang saat di tingkat universitas, semester awal, sebagai mahasiswa FKG di
Universitas Indonesia. Buku ini merangkum perjalanan CT dengan lengkap, sampai
keberhasilannya diberbagai bidang. Kombinasi keberhasilannya dimulai dari
mahasiswa teladan, aktivis, hingga pebisnis menjadikan peran hidupnya sangat
luas.
Sumber: Pribadi |
Kisah
perjalanannya membangun kesuksesaan selalu ia ungkapkan bahwa semua itu sebagai
dasar rasa tanggung jawabnya atas nikmat dan amanah Tuhan kepadanya, serta demi
mengabdikan diri utnuk kemajuan bangsa Indonesia, sehingga membawanya memiliki
kemampuan kepemimpinan dalam mengelola Visi dan Misi hidupnya.
Dalam bukunya, ia selalu menegaskan bahwa ia
sangat benci kemiskinan dan pemiskinan. Sehingga prinsip yang dipegangnya
merupakan pelajaran yang diajarkan keluarganya bahwa, jalan terbaik untuk terlepas dari jerat kemiskinan adalah pendidikan.
Dibuku ini diceritakan bagaimana pengorbanan ibunya, Halimah, untuk membiayai
uang masuk kuliahnya dengan menjual kain halus miliki ibunya. Semenjak saat itu
CT mulai berkomitmen pada dirinya untuk tidak meminta uang kuliah pada ibunya
lagi. Cara pertama yang ia ambil adalah menjadi juragan fotocopy di kampusnya.
Kemudian menjual alat-alat praktek mahasiswa FKG, sampai membuka pabrik sandal.
Namun usahanya itu tidak selalu berjalan mulus, seperti pabrik sandal itu yang
akhirnya gulung tikar. Namun ia tak menyerah dan selalu bangkit berusaha lebih
keras.
Selain jiwa bisnisnya, ia juga sebagai aktivis
handal, jiwa sosialnya mengantarkannya membentuk seminar untuk penderita
penyakit talesmania saat menjadi mahasiswa FKG di UI, ide itu ia dapatkan
karena merasa prihatin pada penderita talesmania seperti anak dosennya yang
tiga-tiganya terkena penyakit talesmania. Setelah seminar berhasil
dilaksanakan, ia kembali berbuat untuk sesama, yaitu menggalang dana untuk
penderita talesmania, bahkan sampai memabangun gedung yayasan dan tempat
pengobatan untuk penderita talesmania.
Ia yang berhasil menjadi ketua se-FKG,
mengiringnya menjadi ketua se-angkatannya, Karena kontribusinya diberbagai
bidang. Sehingga ia memperoleh gelar sebagai mahasiswa teladan.
Selain itu, ia juga selalu membuat gebrakan
yang luar biasa dengan tekadnya. seperti reuni akbar SMA Negeri 1 Boedi Oetomo,
yang mendapatkan rekor muri sebagai reuni akbar dengan jumlah peserta sebanyak
10.000 orang. Kemudian melakukan perbaikan gedung SMA Boedoet dengan menggalang
dana dari semua alumni Boedoet.
Keberhasilannya membangun usaha bisnisnya
terus merambat luas, dari mulai keberhasilannya membangun bank Mega dan bank
Mega Syariah, kemudian mengambil alih 40% saham Carrefour, dan bahkan berhasil
membangun media, dan menjadi media nomor satu, yaitu media Transformasi yang
gabungan dari TranTV dan Trans7. Semua bentuk usaha yang ia jalankan awalnya
tergabung dalam para group namun kemudian diubah menjadi CT corp, yang secara
umum gabungan dari tiga perusahaan subholding, yaitu Mega Corp, Trans Corp, CT
Global Resources.
Dibuku
ini juga ia menceritakan bagaimana awal mulanya bertemu dengan istrinya,
Ratna Sari yang merupakan adik kelas di FKG-UI. Saat CT baru menyelesaikan
kuliahnya, Istrinya baru masuk FKG-UI. Kerena keaktifannya di kampus, walau ia
sudah selesai kuliahnya, ia kerap kali ke kampus nya.
Kegiatan sosialnya juga tak pernah ada istilah
putus, bahkan selalu menggaungkan untuk terus!
seperti membagikan 1000 sembako dengan cara yang paling efektif dan
sangat kekeluargaan, tidak berdesak-desakan bahkan menimbulkan korban. Kemudian mendirikan sekolah unggulan untuk
warga miskin, yang langsung dipegang oleh istri tercintanya.
CT lahir dari keluarga sederhana pada tanggal
18 Juni 1962 di gang sepur 2, dan besar di gang sepur 4, kemayoran, Jakarta. Meskipun
demikian, ia kerap kali berpindah tempat menyesuaikan dengan kondisi
ekonominya, sampai ia harus tingal di lingkungan paling kumuh di Jakarta.
Ayahnya bernama Abdul Gafar Tanjung dan ibunya bernama Halimah, ia dari enam
bersaudara, memiliki satu kaka dan empat orang adik, sehingga ia merupakan anak
kedua.
Semasa kecilnya ia sudah berada dalam
lingkungan yang keras dan penuh perjuangan untuk bertahan hidup dengan baik.
Pendidikannya di SD Vant lith dan dilanjutkan sampai dengan SMP. Walaupun
sekolah itu sekolah Belanda, namun ia memang harus bersekolah disitu karena
pendidikan kedisiplinannya yang terkenal dengan sangat disiplin. Sejak kecil
juga ia selalu mendaptkan didikan dari nenek nya yang menjadi guru agama.
CT dengan Istrinya, Ratna Sari Tanjung
dikaruniai dua orang anak. Anak pertama perempuan bernama Putri Indahsari, dan
anak kedua bernama Rahmat Dwi Putra. Saat ini CT beserta keluarga tinggal di
jalan teuku Umar, Jakarta.
CT sangat tidak suka disebut pengusaha
dadakan, karena ia bisa sukses seperti itu melewati proses puluhan tahun. Selain
itu CT juga tidak menginginkan menyentuh dunia politik, atau pemerintahan
meskipun kepemimpinannya tak diragukan. Meskipun demikian CT tetap menunjukan
rasa cintanya membangun Indonesia untuk terus maju, seperti ia menjadi pengurus
Yayasan Forum Indonesia, dan tahun 2007 iya dipercaya menyampaikan visi
Indonesia 2030.
Seperti prinsip yang selalu ia pegang, bahwa
untuk membuat sesuatu itu harus menjadi nomor satu, sehingga setiap membuat
sesuatu bukan berujung pada jalan buntu. Untuk itu ia tak pernah main-main
dalam setiap pilihannya untuk membuat sesuatu itu. seperti mendirikan Rumah
Anak Madani di Medan, untuk siswa-siswi berprestasi namun tak mampu dalam
kondisi ekonomi. Setelah bencana Tsunami menimpa NAD. Ia selalu mengoptimalkan
sekolah tersebut menjadi nomor satu.
Selain itu prinsip kepemimpinanya membawa ia
menjadi ketua diberbagai bidang. Seperti ketua KEN (Komite Ekonomi Nasional),
Ketua umum PBSI, Ketua Yayasan Ginjal Indonesia, bahkan menjadi kaki tangannya
para mantan presidan dan presiden saat ini, SBY.
Kegiatan yang paling ia minati adalah kegiatan
teater. Kegiatan tersebut juga merupakan kegiatan yang paling berarti baginya,
karena ia mendapatkan pelajaran kehidupan dari guru teaternya.
Buku ini sangat memudahkan pembaca untuk tetap
membuat mood baca itu ada, bentuk layout yang rapi, font yang baik hingga jenis
kertas dan pemilihan warna tulisan sangat efektif dan tepat sekali. Bahasa yang
bersahaja membuat komunikatif dengan pembaca. Kemudian buku ini semakin tidak
membosankan karena banyak terdapat foto-foto penghargaan dan kegiatan CT yang
begitu membangkitkan semangat pembaca.
CT adalah seseorang yang berhasil
menginspirasi banyak orang, melalui kisah hidupnya. Ia mampu menjadi seseorang
yang dapat menjalankan amanah Tuhan dengan baik. Dari mulai pebisni hingga
aktivis yang berkontribusi luar biasa pada bangsa ini. Keberhasilannya
mempekerjakan sebanyak 75 lebih karyawannya, tidak berhenti sampai situ, karena
ia terus berusaha mensejahterakan rakyat Indonesia dengan memperbanyak jumlah
karyawan sehingga membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Ia berharap lima
tahun kedepan jumlah itu akan bertambah menjadi lebih dari 150.000 karyawan,
dan yang paling ia harapkan adalah dari jumlalh itu akan hadir 1000 orang
seperti ia.
Menurutnya, untuk bisa sukses dan bersaing di
kancah dunia saat ini diperlukan
kombinasi antara ilmu pengetahuan, skil, profesionalisme, dan enterpreneueship.
Kemudian yang paling menarik adalah ketika ia
membuat kegiatan reuni dengan guru-guru nya. Sungguh bergetar hati ini, dibarengi
dengan tetesan air mata membasahi pipi. CT menunjukan betapa hormatnya kepada
guru-guru nya, betapa berterimakasih kepada guru-gurunya. Sungguh tak mampu
menggambarkan kebahagiaan melalui kata-kata, karena terlalu penuh makna.
CT selalu konsisten dan konsekuen dalam setiap
keputusannya, seperti mengikuti pemilihan ketua PBSI, walau ia mengaku tak
punya keahlian dibidang itu, namun jika kepercayaan dari orang-orang selalu
mendukungnya. CT selalu berusaha menghasilkan yang terbaik. Dan ia tak perbah main-main ataupun sekedar
mencoba-coba. Ia menyatakan bahwa tidak mungkin ia menyatakan kesiapan diri
untuk maju, jika tidak didasari persiapan.
Baginya, sukses adalah sebuah perjalanan. Hidup
yang seperti roda berputar, memang selalu ada ujiannya.namun itu harus disikapi
dengan baik, yaitu tidak putus asa dan berlarut-larut dalam penyesalan. Ia
berpesan “Sudahlah, hidup tak semata memorabilita dan melayang-layang
beralama-lama didalamnya. Yang penting bagaimana langkah ke depan, dengan tidak
mengulangi kesalahan di masa depan”. Pelajaran yang luar biasa untuk acuan kita
lebih berusaha kerja keras.
Tjahja Gunawan Diredja selain mahir di dunia
tulis menulis produk jurnalistik, ia juga berbakat dan mampu menghasilkan karya tulisan biografi
tokoh dalam bentuk buku. Buku ini sangat menginspirasi generasi muda. Semoga
generasi muda dapat berhasil seperti ia, setidaknya 1000 orang seperti
harapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar